KAKEK BUYUT GUSDUR DIMAKAMKAN DI NGROTO
Konon dulu, ada salah satu santri Kyai Siradjudin di pondok pesantren Ngroto yang bernama KHOIRON. Setelah katam mengaji, dia menjadi kyai di Ngroto juga. Karena badannya kecil dan pendek, dia mendapat julukan MBAH GARENG (gusdur sbg canggah). Kyai Khoiron mempunyai 2 anak laki-laki, yang bernama Asyari dan Asngari (gusdur sbg buyut). Asyari menambah ilmu agama di daerah Jawa timur, yang akhirnya berkeluarga disana. ASYARI menurunkanHasyim (gusdur sbg putu), Hasyim menurunkan Wachid (gusdur sbg. dan Wachid menurunkan Abdurrahman (Gus dur sbg anak) .... Sedangkan ASNGARI yang tetap tinggal di Ngroto, menurunkanBaedlowi (lurah Ngroto pertama). Baedlowi menurunkan Sukemi. dan Sukemi menurunkan Zuhri (mbah Zuhri Kuwaron) .... dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa kakek buyut Gus Dur dimakamkan di desa Ngroto- Gubug, dan juga Gus Dur dengan Mbah Zuhri masih saudara sepupu. Sebagai catatan, Gus Dur bukan keturunan dari Mbah Ganjur yang dimakamkan di Ngroto .
SUMBER:Heru hardono(mbah bedjo)
SILSILAH GUS DUR ...... II (memang keturunan Tionghoa)
Jika dilihat diagram ini, maka Gus Dur masih keturunan Joko Tingkir (Sultan Hadi Wijaya) bin Pangeran Pajang. Dan Pangeran Pajang adalah anak dari Tan A Lok (saudara perempuan Tan Eng Hian (Raden Patah) , hasil dari Perkawinan Sultan Brawijaya V dengan Putri Campa.
berikut kutipan pernyataan Gus Dur (saat beliau masih menjadi Presiden) ketika bertemu dengan Presiden Tiongkok. (Ini bukan cerita legenda)
(justru di diagram ini kakek Buyut Gus Dur adalah Sayyid Abu Sarwan. Apakah Sayyid Abu Sarwan adalah nama lain dr Ky Khoiron yg dimakamkan di Ngroto?)
Gus Dur menjelaskan dirinya adalah turunan Putri Campa yang menjadi selir Raja Majapahit, Brawijaya V. "Putri Campa itu lahir di Tionghoa, lalu dibawa ke Indonesia," ujarnya.
"Dari perkawinannya dengan Brawijaya V, Putri Campa ini mempunyai dua anak; pertama laki-laki bernama Tan Eng Hian dan anak kedua perempuan bernama Tan A Lok. Tan Eng Hian mendirikan kerajaan Demak dan akhirnya berganti nama menjadi Raden Patah." ujarnya.
Sedangkan Tan A Lok, menikah dengan seorang ulama muslim keturunan Tionghoa bernama Tan Kim Han. Dalam beberapa kesempatan lain, Gus Dur justru mengaku keturunan Tan Kim Han. Dia merupakan salah satu tokoh yang menggulingkan Kerajaan Majapahit dan ikut mengantarkan pendirian Kerajaan Islam Demak