Tingginya Angka Golput di Grobogan
GROBOGAN – Perhelatan pilkada yang dilangsungkan 9 Desember 2015 lalu, memang berjalan lancar dan aman. Meski demikian, masih ada pekerjaan rumah yang bakal diselesaikan KPU Grobogan.
Pekerjaan rumah itu adalah terkait masih tingginya angka golput atau orang yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi yang berhasil memenangkan calon bupati Sri Sumarni dari PDIP tersebut.
”Dari hasil rekapitulasi yang kita lakukan, partisipasi pemilih dalam pilkada kemarin sebesar 66,16 persen. Dengan demikian, masih ada 33,84 persen pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya,” kata Ketua KPU Grobogan Afrosin Arif, kepada koran muria, Sabtu (26/12/2015).
Menurutnya, dari 1.063.308 pemilih yang terdaftar, ada sebanyak 363.877 orang yang tidak menggunakan hak pilihnya. Terkait alasan ketidakhadiran pemilih ini, pihaknya sudah melakukan pendataan dan pengelompokan.
Penyebab terbanyak pemilih tidak mencoblos adalah posisinya yang boro atau bekerja di luar kota. Jumlahnya ada 199.769 orang atau mencapai 54.90 persen.
Urutan berikutnya adalah karena alasan sekolah, kuliah, dan santri, yang mencapai sebanyak 13.360 orang atau 3,67 persen.
Kemudian, ada yang memang masuk daftar tidak memenuhi syarat karena statusnya masih jadi anggota TNI/Polri (164 orang atau 0,04 persen), meninggal dunia (2.231 orang atau 0,61 persen), dan pindah domisili 1.852 orang atau 0,50 persen. Ada juga sebanyak 3.321 orang tidak menggunakan hak pilih lantaran sakit.
”Pemilih yang berada di rumah tetapi tidak menggunakan hak pilihnya ada 38.794 orang atau 10,66 persen. Sementara 104.359 orang atau 28,67 persen lainnya belum diketahui alasannya tidak menggunakan hak pilih,” jelas Afrosin.
Ia menyatakan, dengan data-data tersebut nantinya akan bisa digunakan sebagai masukan dalam pelaksanaan pemilu selanjutnya. Misalnya, kemungkinan untuk membuat TPS khusus di rumah sakit atau puskesmas untuk melayani mereka yang tidak bisa datang karena sedang dirawat di tempat tersebut.(DANI AGUS / MERIE)
Koran Muria