Heboh !!! Warga Grobogan Temukan Guci Dinasti Tang
GROBOGAN
(KRjogja.com) - Benda bersejarah kembali ditemukan di Desa
Banjarejo Kecamatan Gabus Grobogan. Kali ini temuan bukan berasal dari benda
purbakala berupa fosil hewan purba, melainkan guci. Guci berwarna keemasan ini
ditemukan di tanah pekarangan milik Sarpin, warga setempat.
“Guci berwarna keemasan ini ditemukan dua hari lalu. Diperkirakan peninggalan dari masa kejayaan Dinasti tang dari Tionkok, dibuat sekitar abad IX hingga X atau sekitar seribu tahun lalu. Namun, untuk pastinya, nanti akan diteliti langsung oleh pakar benda cagar budaya,” kata Kades Banjarejo Ahmad Taufik, Kamis (21/01/2016).
Penemuan guci antik itu berawal ketika sejumlah warga tengah menggali tanah untuk membuat pondasi pondok bangunan gedung pesantren. Saat melakukan penggalian, alat yang dipakai salah satu pekerja sempat terkena benda keras. Awalnya benda keras itu dikira batu yang terpendam dalam tanah. Namun, setelah digali dengan tangan ternyata berupa sebuah guci berukuran tinggi sekitar 35 cm, lebar bagian bawah 15 cm dan bagian atas 20 cm. Berat guci sekitar 3 kilogram. Untungnya, guci tersebut tidak pecah ketika terkena cangkul. “Bisa jadi, bahan yang dipakai untuk bikin guci ini juga istimewa sehingga tahan benturan,” jelas Taufik.
Penemuan guci tersebut membuat penasaran banyak pihak untuk datang ke Banjarejo, termasuk Danramil Sulursari Kapten Surana. (Tas)
“Guci berwarna keemasan ini ditemukan dua hari lalu. Diperkirakan peninggalan dari masa kejayaan Dinasti tang dari Tionkok, dibuat sekitar abad IX hingga X atau sekitar seribu tahun lalu. Namun, untuk pastinya, nanti akan diteliti langsung oleh pakar benda cagar budaya,” kata Kades Banjarejo Ahmad Taufik, Kamis (21/01/2016).
Penemuan guci antik itu berawal ketika sejumlah warga tengah menggali tanah untuk membuat pondasi pondok bangunan gedung pesantren. Saat melakukan penggalian, alat yang dipakai salah satu pekerja sempat terkena benda keras. Awalnya benda keras itu dikira batu yang terpendam dalam tanah. Namun, setelah digali dengan tangan ternyata berupa sebuah guci berukuran tinggi sekitar 35 cm, lebar bagian bawah 15 cm dan bagian atas 20 cm. Berat guci sekitar 3 kilogram. Untungnya, guci tersebut tidak pecah ketika terkena cangkul. “Bisa jadi, bahan yang dipakai untuk bikin guci ini juga istimewa sehingga tahan benturan,” jelas Taufik.
Penemuan guci tersebut membuat penasaran banyak pihak untuk datang ke Banjarejo, termasuk Danramil Sulursari Kapten Surana. (Tas)